Laman

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 31 Oktober 2017

Alexis ditutup

Berita penutupan Alexis menggegerkan jagat, baik media cetak maupun online diwarnai dengan berita itu. Bukan hanya di media tapi di obrolan tongkrongan pun membicarakan Alexis.

"Penutupan Alexis sudah menjadi kehendak sebagian masyarakat, dan sebagian media yang melaporkan bahwa izin Alexis tidak sesuai dengan praktek usahanya, didalamnya dipakai tempat mencari cinta satu malam, mabuk dan perbuatan amoral lainnya. Ini yang dijadikan alasan yang mengatakan "kenapa menggusur rumah warga tegas, tapi menutup Alexis lemas.

Awalnya saya menilai ini adalah "gorengan" isu untuk menurunkan elektabiltas Ahok, dan saat pemilihan gubernur di buat gurih sebagai janji kampanye Anis, sekarang sudah di penuhi dengan ditolaknya perpanjangan izin dari pihak Alexis" begitu kata salah satu teman aktif nongkrong sekaligus yang tak pernah absen.

Tapi, aku pikir lebih dari itu, kenapa desakan dari sebagian masyarakat terfokus pada penutupan Alexis saja, padahal banyak sekali tempat wisata yang serupa Alexis tapi masih tetap eksis. Kalau tak percaya searching saja dan kunjungi, itupun kalau punya ongkos.

Senin, 30 Oktober 2017

Revolusi Putih ala Pakde Bowo

Melalui adiknya Hashim Djojohadikusumo, Prabowo mengusulkan (lebih tepatnya sih memerintahkan) kepada Anis - Sandi untuk menerapkan Revolusi Putih di DKI. 


Revolusi Putih ala pakde Bowo adalah menggenjot tingkat konsumsi susu di kalangan masyarakat luas. Waww susu,, Kampanye ini sebetulnya sudah muncul sejak pemilihan presiden tahun 2009 silam ketika Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri. Pakde Bowo memandang, dalam proses pembangunan SDM perlu adanya asupan gizi yang baik. Dalam hal ini diterapkan kepada pelajar dari SD - SMA, mungkin untuk mahasiswa sudah bisa nyari susu sendiri,. 

Pada dasarnya revolusi putih ini hampir sama dengan revolusi mental ala pakde Jokowi, sama - sama untuk pembangunan SDM. 

Namun ide pakde Bowo ini banyak yang tidak setuju. Ada yang memandang tidak relevan dengan kondisi saat ini. Salah satunya  Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Nila menilai, program bagi-bagi susu kepada anak-anak itu tidak akan optimal. 
"Saya agak enggak setuju. Susu kalian tahu dari mana? Dari sapi. Cukup enggak sapi kita? 250 juta penduduk mesti dapat dari mana," kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/10/2017). Nila lebih sepakat dengan menteri Susi yang juga pernah mengkritik revolusi putih  ala pakde Bowo dan mengusulkan "susinisasi".

Apa itu 'Susinisasi'?

Istilah 'Susinisasi' ternyata merujuk pada namanya sendiri sebagai Menteri KKP yang sedang mengampanyekan gerakan makan ikan nasional.

"Susinisasi itu maksudnya makan ikan. Jadi bukan minum susu saja, tapi makan ikan diperbanyak dong," ujar Susi saat berbincang santai dengan wartawan di Ruang VIP Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jumat (21/10/2017).

Gerakan minum susu memang kurang relevan untuk saat ini, mengingat sampai hari ini susu aja masih impor. Sebagai gladiator yang siap masuk gelanggang pada 2019 mendatang, memang harus sering mengeluarkan ide dan gagasan, kali aja menarik. Kita tunggu apakah revolusi putih ini juga menjadi jargon pakde Bowo pada pilpres mendatang.

Jangan Lupa bercermin

Yang dinamakan perbuatan jahat jika perbuatan itu diketahui oleh banyak orang dan dianggap tidak sesuai laku budaya masyarakat pada umumnya, misalkan perbuatan sex yang menjadi sorotan publik kali ini.

Banyak netizen menghujat perbuatan tersebut dan juga ada yang menilai secara bijak.

Pagi tadi saat nongkrong di kedai kopi- tempat dimana mahasiswa males masuk kelas-juga membicarakan peristiwa hot yang rasanya sayang untuk dilewatkan.

Salah satu teman memaki tindakan tersebut dengan analisis moralnya, bahwa ini dampak dari pergaulan bebas khas mahasiswa. Cenderung menyeragamkan, dia menilai panjang kali lebar. Kata dia, ini termasuk penyakit sosial yang dialami pemuda yang jauh dari kontrol orang tua dan tidak memegang teguh budaya serta mengabaikan ajaran agama.

Diahir pembicaraan dia memperlihatkan vidionya yang di simpan di folder yang di beri judul "tugas kuliah" didalamnya ada macam-macam vidio dari mulai yang lagi tren dibicarakan sampai adegan artis yang dulu sempat menjadi viral masih disimpan.

Rasanya geli melihat tingkah temanku, dalam analisa dia moralis akan tetapi dalam praktek dia menikmati vidio yang dia hujat. Bukankah ini termasuk juga penyakit sosial.

Ini tipe prilaku buruk yang tidak terasa, asik menilai orang lain tapi lupa bercermin, ibarat pepatah "upil dihidung orang lain nampak, tapi belek di mata sendiri tak tampak".
Jadi, jangan lupa bercermin.

Minggu, 29 Oktober 2017

Pada Hari Minggu

Pada hari minggu kuturut ayah kekota
Naik delman istimewa kududuk di muka

Pagi-pagi mendengar lagu anak-anak yang dinyanyikan anaknya ibu kos, lucu dan lugu, rasanya begitu natural mendengarnya. Sebab jarang sekali ada anak-anak yang menyanyikan lagu anak. Biasanya mereka menyanyikan lagu-lagu dewasa, "emangnya lagu punya umur".

Di hampir setiap event nyanyi untuk anak-anak, rata-rata mereka melantunkan lagu dewasa, dangdut yang terkenal ya "bojo galak" dan genrenya yang penuh konflik hati yang tak berkesudahan. Lagu band pun juga sama "pemilik hati" dan seluruh curhatan baper ala ABG, bayangin coy, itu dinyanyikan sama anak yang masih belum bisa benerin reslitingnya sendiri, takut nyangkut.

Tv sebagai agen dari tersebarnya budaya massa tidak memiliki visi pendidikan karakter, kui pakanan opo?, yang penting laku reting tinggi, tak peduli efek yang diberikan kepada penonton. Walaupun memang mereka sudah menerapkan tayangan sesuai batasan umur, tapi ya salam anak kecil nyanyi "kau bukan tercipta untukku", "bojoku ketikung" tak habis pikir, penghayatannya dalem lagi saat melantunkannya. Bayangin bro anak kecil.

Bukan hanya tv seluruh ruang komunikasi penuh dengan lagu-lagu seperti itu.

Banyak seniman yang memproduksi lagu anak-anak, akan tetapi tak bisa menyebar ke publik, pertama karena jarang yang mau mengorbitkan, kedua orang tua sebagai pendamping anak tak ada waktu untuk mensosialisasikannya, karena dikerja kerjaan kebutuhan hidup yang terus membludak.

Ruang kelas juga tak bisa diandalkan, karena itu hanya sesaat, mau mengharapkan lingkungan juga sudah cemar dengan lagu baper ABG.

Dan pagi ini rasanya syahdu mendengar anak-anak nyanyi lagu anak, ku tanya dia, "dek ko hafal lagu naik delman", diajari bibi (pembantu) kak".

Sabtu, 28 Oktober 2017

SUMPAH PEMUDA HARI INI

Bangun pagi terasa ringan sekali disaat ada sesuatu yang mau dikerjakan, apalagi sesuatu itu memang pilhan sendiri dan dikerjakan dengan senang hati, riang gembira. Berbeda dengan bangun pagi dengan alasan masuk kelas, ya salam itu berat. Sumpah.

Alasan bangun pagi kali ini karena hari ini tepat 89 tahun yang lalu para pemuda seIndonesia mengucapkan janji setia. Janji yang mempersatukan bangsa kita hingga saat ini.

Kali ini kami menggelar diskusi peran pemuda diera digital, era yang ditandai dengan teknologi informasi berbasis internet menjadi tulang punggung berjalannya kehidupan. Coba andaikan internet tutup sehari saja, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi?emakku ga jadi ngegojek.

Diskusi sangat menarik dipandu moderator yang cantik sekaligus pemandu ikrar sumpah pemuda sebagai refleksi pemuda sekarang.

Era digital memang tidak bisa ditolak, akan tetapi hal positif apa yang dapat di kerjakan untuk membangun bangsa? Dari pemateri pertama menawarkan refleksi spirit pemuda dulu yang harus dimiliki oleh pemuda zaman now, pemateri kedua mengajarkan mengenali persoalan terutama dibidang pertanian dan maritim, pemateri ketiga juga mengurai persoalan-persoalan yang terjadi di Indonesia, baik persoalan kekerasan perempuan, korupsi, intoleransi, sara, dan ancaman disintgrasi yang selalu disebarkan di media sosial.

Terus apa yang harus dilakukan stelah mengenal persoalan dan menyadari kalau ada yang salah dan harus dibenarkan? Jawabanya sederhana, lalukan hal yang positif sekecil apapun yang memberikan efek terhadap masyarakat, caranya bagaimana? Terjun bersama dengan masyarakat, melakukan kegiatan yang berbasis pemberdayaan lokal, memberikan sosialisasi akan pentingnya mengetahui UU tentang desa dll.

Itu semua bisa dilakukan kalau kita mempunya jiwa muda yakni spirit keterlibatan dalam perubahan kearah yang lebih baik.

Apa Kabar Pemuda..!!!

Pemuda itu semangat
Pemuda itu kuat
Pemuda itu kreatif
Pemuda itu cerdas
Pemuda itu berani
Pemuda itu kritis
Pemuda itu rajin
Pemuda itu ramah
Pemuda itu solider
Pemuda itu humoris
Pemuda itu peka
Pemuda itu tanggap
Pemuda itu pembangkang


Pemuda itu memiliki semuanya, wajar kalau pemuda menjadi tulang punggung dalam sebuah negara. Indonesia menitipkan masa depan yang  lebih baik kepada pemuda. Dilain sisi pemuda juga menjadi musuh utama bagi penguasa yang zholim. 

Dalam proses dinamika kehidupan manusia, pemuda sudah berhasilkan mencatatkan prestasi pada eranya masing-masing dalam buku sejarah. Di Indonesia sendiri misalnya,pada generasi pra kemerdekaan mampu mengkristalisasi semangatnya dalam sumpah pemuda yang selalu di peringati pada 28 Oktober. Pemuda generasi 98 yang diwakilkan oleh mahasiwa juga sudah mengkristalisasi semangatnya dalam sumpah mahasiswa. Dan masih banyak yang sudah pemuda lakukan dalam sejarah. 

Sampai hari ini masih relevankah defenisi pemuda menjadi sosok manusia yang istimewa.? Dalam rentan waktu 20 tahun terakhir, apa yang sudah dilakukan pemuda?.Kemana pemuda yang selama ini selalu risih dengan keadaan yang semakin hari semakin runyam??.  

Hari sumpah pemuda menjadi momentum yang pas untuk melakukan refleksi, oto kritik serta merekonstruksi kembali pemuda yang selama ini hampir keluar dari jalur semangat sumpah pemuda. Tetap menjadi pemuda jaman now, dan tidak lupa dari khittohnya pemuda.

Selamat hari sumpah pemuda.!!!

Jumat, 27 Oktober 2017

CARA MEMIMPIN

Setiap pemimpin mempunyai caranya sendiri untuk mengambil hati masanya sekaligus untuk melawan lawannya. Hitler dengan gaya berapi-api di bumbui dengan sikap cauvisnisme. Muhammad dengan mencotohkan ahlaqul karimah dengan empat sifat idelanya, sidiq, amanah, tabligh, fatonah. Soeharto dengan gaya kalem dan senyum tipis-tips tipikal orang jawa yang santun. Ada yang hanya menampakkan ke angkerannya dengan memasang wajah asam, cemberut sebagai pembatas agar di hargai, setiap dialog dengan nada keras walaupun tidak kongkrit, yang penting keras agar lawan malas membantah. Pemimpin yang demikian hanya mau mendengarkan perkataannya sendiri (bukan Ahok lho).

Dizaman teknologi komunikasi, media sosial menjadi media para pemimpin untuk menaklukkan hati rakyatnya, ada yang hobi curhat lewat twitter, ada yang suka ngevlog, youtube dll.

Kali ini yang menyita sorotan publik adalah wakil gubernur jakarta yang baru dengan gimik sebagai gerkan mengecoh lawan sekaligus mendapat simpati masa. Cukup berlian dengan cara-cara yang kekinian, fres dan tentunya menghibur, karena memang rakyat sangat butuh hiburan. Rasanya harapan mencari peminpin ideal -yang berahlaq baik dan berpihak pada rakyat- sudah jauh panggang diatas bara. Sulit sekali mendapat pemimpin yang komitmen dengan janji politiknya yang memang terlalu muluk. Ditengah harapan yang tak mungkin terkabulkan dan memang sudah hampir mustahil mencari pemimpin yang ideal, paling tidak pemimpinnya menghibur dan lucu dengan kekonyolannya.

Kamis, 26 Oktober 2017

Terimakasih para pemuda yang telah membuat janji setia berbahasa satu bahasa Indonesia

SOUNDQUARIUM | Bangga Bahasa Indonesia: http://youtu.be/qpdywcHL1ik

SUMPAH PEMUDA

26 Okteber 84 tahun yang lalu para pemuda sibuk menyiapkan acara konggres pemuda ke dua yang jatuh pada tanggal 27-28. Persiapannya bukan hanya pada tanggal 26 oktober akan tetapi jauh sebelum itu, tahun 1926 para pemuda melaksanakan konggres pemuda pertamanya sebagai upaya mempersatukan seluruh pemuda Hindia Belanda.

Sebagai folow up dari konggres pertama diadakan tiga kali pertemuan (12 Februari 1927, 3 Mei 1928, 12 Agustus 1928) sampai pas pada pertemuan ahir 12 Agustus 1928 dihadiri seluruh perwakilan pemuda dari berbagai wilayah, pada pertemuan itu mereka bersepakat untuk mengadakan konggres pemuda ke dua.

Konggres pemuda ke dua di inosiatori oleh organisasi PPPI, dan sekaligus menjadi ketua dalam konggres. Setiap perwakilan organasasi hanya mendapat satu job dalam kepanitiaan acara, tidak boleh lebih.

Sumpah pemuda yang dilaksanakan di Batavia di kreatori oleh pelajar dari hukum dan kedokteran. Dari dua fakultas tersebut menelurkan intelektual organik. Corak penjajah paling reaksioner adalah belanda. 350 tahun hanya mengeruk keuntungan dan membiarkan rakyat tetap bodoh. Hingga ahirnya muncul politik etis dan sampai tahun 1942 belanda belum meberikan pendidikan yang mumpuni, belum ada yang namanya universitas modern, sampai tahun 1942 baru ada dua fakultas, di Jakarta ada  fakultas hukum dan fakultas teknik berada di bandung.

Dan hanya sebagian kecil aktivis kemerdekaan mendapat pendidikan, mereka lebih banyak didik oleh rakyat yang menjadi gurunya, dari rakyatlah teori-teori revolusioner akan tumbuh. Bukan cuma menghasilkan teori retoris yang hanya laku di sekolah dan berhenti di rak, ketika penuh di bakar.

Dari aksi refleksi yang dilakukan para pemuda hingga mampu memberi ketegasan tentang persatuan yang setelahnya di sebut "sumpah pemuda" sebagai komitmen, janji suci untuk mewujudkan persatuan bangsa. Tertuang dalam tiga butir:
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Mari kita jaga, jangan hianati perjuangan para pemuda dengan merusak persatuan demi kepentingan kuasa.

Rabu, 25 Oktober 2017

PEMUDA ADALAH SPIRIT

Pemuda adalah semangat yang tak memperdulikan usia, walaupun ia tua akan tetapi punya kemauan melakukan perubahan dan mau melaksanakan apa yang ia inginkan itulah pemuda. Bukan persoalan usia, kalaupun usia masih remaja tetapi semangat perubahan zamannya sirna di telan kebodohan, kekolotan yang mengerak dalam batok kepala, sesungguhnya ia layak di sebut golongan tua, yang hanya bisa mengamini keadaan dan beromantisme.

Ada cerita inspiratif tentang semangat muda, bung Karno pada saat mau melaksanakan akad dengan Utari, bung Karno mengenakan pakaian belanda, mengenakan jas, dasi. Sontak semua yang hadir dalam acara tersebut kaget, terutama penghulu yang langsung mengurnya dan mengancam tidak akan menikahkan bung Karno dengan Utari. Kata penghulu "hai anak muda, dasi yang kamu pakai adalah pakaian kristen, tidak sesuai dengan adat kita yang beragama Islam.

Bung Karno membela diri "cara berpakaian kini sudah diperbaharui",

Penghulupun membentak sembari berkata"pembaharuan itu hanya sebatas pakai jas terbuka".

Dengan nada tinggi bung Karno menjawab"Nabi sendiri sekalipun tak akan sanggup menyuruhku menanggalkan dasi".

Penghulu bangkit dari kursi dan mengancam akan membatalkan akad nikah.

Kisah dari bung Karno menggambarkan bagaimana memperjuangkan suatu kemajuan sedang "yang lain masih berpendirian kolot". Selalu mengamini keaadaan maka akan stagnan.

Selain itu juga bung Karno pernah tidak mau menghadiri acara rapat yang dilakukan oleh Muhammadiah, dikarenakan posisi duduk laki-laki dan perempuan di sekat dengan tabir dari kain. Bagi dia tabir kain memang remeh akan tetapi ada problem yang besar disana menyangkut posisi sosial perempuan, tabir adalah simbol perbudakan bagi kaum perempuan.

Selain bung Karno ada Tan Malaka yang menghantam pemikiran kolot dan tua dengan senjata MADILOG, walaupun Tan Mlaka mengarangnya pada usia yang tak muda lagi.

Juga bung Hatta pernah mengatakan "indonesia yang muda harus memutuskan semua hubungan dengan masa lampau, untuk membangun kehidupan nasional baru yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Dalam pidato bung Karno pernah mengatakan berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia. Jadi sebenarnya pemuda adalah spirit perubahan, sepirit dialektika historis yang bisa di lakukan oleh siapapun yang mempunyai semangat tersebut.

Selasa, 24 Oktober 2017

PARASIT LAJANG

Berawal dari sebuah kejenuhan membaca buku rekomendasi dari dosen yang sulit di pahami dan hanya membuat ngantuk, kalau gak ngantuk hanya membuat migrain kambuh, maklum membaca buku di zaman yang serba mewah sekarang tidak menjadi trand, yang ngetren adalah membaca status. Aku tak bisa membayangkan mahasiswa  angkatan 65 dengan jargonnya BUKU, PESATA, dan CINTA, mungkin mereka semua kena migrain, dan pada ahirnya rasa sakit itu dilampiaskan kepada bung Karno. Untungnya aku terlahir di zaman perayaan kemewahan secara besar-besaran, zaman ini (dilingkungan kampus) ditandai dengan munculnya jargon baru yaitu NKK-BKK (Nongkrong Kos Kampus. Burjo Kos Kampus)
Sebagai mahasiswa jurusan sejarah -di era NKK-BKK- seharusnya buku merupakan teman intim untuk memperluas prespektif  akan pemahaman sejarah. Tapi, rasa males, rasa lapar, main game, main gadged, mainin anaak orang dapat menghilangkan mod untuk berbuat baik. Untuk mengalihkan kegiatan yang kontra produktif itu aku mebaca Si Parasit lajang. Buku ini ditulis perempuan metropolitan yang pandai bergaul dan menggauli, perumpuan merdeka yang berani mengatakan hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat. Dia juga pernah menulis Novel Saman yang berhasil mencerahkan para perempuan dari hegemoni mantra DARMA WANITA zaman Orba yang telah berhasil mendomestikkan peran perempuan. 
kodaiobscura.wordpress.com
Buku ini ditulis  tahun 2003, terbitan yang ketiga februari 2015. Sosok ayu utami yang tidak se ayu namanya memcoba menawarkan cercaan-cercaan terhadap nilai yang sudah mapan, benturan budaya, mengungkap hal-hal yang dianggap tabu, mengusung aroma posko, feminisme. Judul si parasit lajang ini terinspirasi dari statement feminis jepang, yang mengatakan orang singgel, bekerja dan masih tinggal sama orang tuanya dianggap sebagai singgel parasit.
Kisah yang terukir selama rentang 10 tahun ini didahaului dengan pernyataan alasan tidak kawin, baik secara sosiologis ataupun biologis. Bagi dia pernikahan bukanlah merupakan suatu kuwajiban (orang boleh tidak menikah), perselingkuhan tidak selamanya buruk, dan perempuan harus berdaulat atas tubuhnya sendiri. Selain itu dia juga menjelaskan tentang hukum negara yang berpihak kepada kaum laki-laki, hukum pernikahan di Indonesia selalu menempatkan suami sebagai kepala keluarga, menurut dia tentang siapa yang menjadi kepala keluarga, atau apa harus ada kepala keluarga, serahkan saja pada pasangan yang menikah. Biar itu menjadi urusan pribadi orang. Jangan jadikan aturan negara. Sebab, itu tidak adil dan tidak benar. Praktiknya, banyak sekali istri yang menjadi tulang punggung keluarga, tetapi ia tidak mendapatkan pengakuan, perlakuan yang layak sebagai pencari sumber nafkah utama. 
Selain itu, manusia selalu memproduksi nilai-nilai keskralan dalam pernikahan, salah satu usaha yang dilakukan adalah pengagungan terhadap prosesi pernikahan dibalut dengan kemewahan, padahal yang realistis adalah hal setelah pernikahan itu sendiri. Alasan si parasit lajang ini awalnya sangat sederhana. Sejak kecil ia melihat masyarakat mengagungkan pernikahan. Ironisnya dongeng Cinderela, putri salju, putri tidur, pretty woman tamat pada upacara, dentang lonceng, tukar cincin, atau ciuman pada balkon. Artinya tak ada dongeng tentang pernikahan itu sendiri.
 Pernikahan dalam budaya masyarakat dianggap hal yang sangat sakral, jodoh dalam pernikahan adalah takdir, bahkan disejajarkan dengan kelahiran dan kematian. Pesan yang disampaikan ayu bahwa proses kelahiran dan kematian adalah proses alamiah, sedangkan pernikahan adalah konstruksi budaya. Termasuk tentang  cinta, cinta  itu yang membentuk adalah  “keseringan”, keseringan lihat, keseringan kumpul dan keseringan-keseringan yang lain, ibarat candu, keseringan itu mengakibatkan candu, sedangkan candu yang diderita seluruh orang adalah norma, itulah hakikat kausalitas tak berujung. 
Tulisan yang diangkat dari aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh mbak ayu dengan kawan-kawan nya dan rekaman yang bernada kritik sosial terasa di awal tulisan sampai penutup.
Si penunulis tampil sebagai juri penilai dari kondisi sosial, nilai-nilai yang telah mengalami pergeseran yang disebabkan oleh kapitalisme. Sijuri ini adalah cewek kelas menengah yang tinggal di kota. Konon kelas ini paling terdekte dengan kapitalisme. Kumpulan kolom ini menunjukkan bahwa orang bisa bersikap kritis bahkan sambil tetap berada dalam lingkup kehidupan kaapitalistis. Orang bisa menyukai barbie, film porno, fesyen, mal sambil tetap bisa bilang bahwa semua itu bisa menerkam manusia dan kita harus cerdik-cerdik bergumul dengannya, seperti seorang pawang bermain dengan hari mau sirkus.
Ia juga mencatat tentang pergerakan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat dengan lucu. Jika ada pesan dalam buku, maka itu adalah demikian: di zaman ini, larangan tidak memadai lagi untuk bekal manusia berhadapan dengan tantangan. Yang di butuhkan adalah kecerdikan. Begitulah kira-kira pendapat si pengantar dalam buku ini.

Senin, 23 Oktober 2017

SEKILAS TEOLOGI PEMBEBASAN

Perjalanan hidup manusia di dalam ruang yang bernama semesta membuat manusia berfikir dengan kondisi disekelilingnya, karena hanya manusialah yang mampu untuk berfikir. Dari hasil kontak fikiran dengan semesta muncul berbagai macam kreasi, salah satunya adalah agama. Karena pada dasarnya manusia membutuhkan cahaya transenden untuk menerangi perjalanan kehidupan. Kemunculan agama sesuai dengan porsi kebutuhan zamannya, dalam Islam porsi yang di butuhkan adalah pembersihan tuhan-tuhan lama, ibadah diperjual belikan, aturan dagang, pembebesan budak dan lain-lain. Pada dasarnya agama adalah kenyataan sosial, karena agama tidak tampil pada suatu hakikat yang sama pada semua masa dan tempat, akan tetapi sebagai bentuk kebudayaan yang selalu bertransformasi dalam berbagai periode sejarah. Zaman pertama kali agama muncul dalam pentas sosial, agama milik orang yang termarginalkan, lalu setelah kemenangan agama lewat bukti banyak yang menyerahkan diri padanya, akhirnya agama dijalin oleh kerajaan dan diserap ke dalam masyarakat.

             Perjalanan gelombang sejarah tersebut tak luput juga dari perselisihan atau pertentang yang secara simbolik mengatasnamakan agama. Pertentangan yang terjadi dalam panggung sejarah memberikan gambaran kekuatan klas. Seperti contoh khowarij, muktazilah merupakan kelompok oposisi dari penguasa. Terlepas dari semua itu semua termasuk pada pertarungan mewakili kepentingan ataukah murni karena ingin memurnikan ajaran Tuhan? Jalinan yang di buat oleh orang/kelompok yang menang itulah ajaran yang di yakini benar oleh masyarakat tanpa melihat atau menilai esensi yang terkandung didalamnya. Akhirnya penilaian terhadap agama  hanyalah sebatas persekongkolan para pendeta saja untuk melanggengkan kepentingan klasnya dengan menawarkan ramuan kesabaran terhadap masarakat untuk tetap sabar menghadapi ujian hidup. Karena barang siapa yang sabar di akhirat nanti akan diberikan surga yang indah.
            Dari konsolidasi antara agama dengan penguasa itulah sehingga memunculkan kritakan bahwa agama itu candu atau opium yang membuat manusia terbuai dan melupakan keluh kesah kehidupan yang nyata. Sehingga agama hanya terkesan sebagai tumpukan ritual tanpa misi yang kongkrit, hanyalah tulisan-tulisan  suci yang tidak semua orang boleh memgang.
 Namun pada perkembangannya agama pun berubah menjadi alat perjuangan dalam melakukan pembebasan. Seperti yang terjadi di Amerika Latin, tahun 1960-an, terjadi proses radikalisasi  yang berkembang dikalangan orang-orang kristen. Fenomena yang menjadi sorotan saat itu adalah gerakan yang dipimpin oleh Romo Camillo Torres, dengan mengorganisir suatu gerakan rakyat yang militan. Kemudian disusul dengan terbentuknya organisasi Romo-Romo untuk Dunia ketiga. Mereka menafsirkan ulang kitab sucinya sesuai dengan praktek-praktek kehidupan nyata mereka sebagai panduan aksi-aksi pembebasan. Setting latar dari kemunculan ini dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal; setelah Perang Dunia II muncul pemahaman-pemahaman baru terhadap agama serta lebih terbuka untuk mengkaji ilmu sosial modern. Faktor eksternal; keterbelakangan, kemiskinan mewabah sebagai akibat dari industrialisasi yang dimotori oleh modal Modal Multinasional, pada tahun 1959. Revolusi Kuba meletus sebagai tanda babak baru dalam sejarah Amerika Latin yang di tandai oleh semakin meningkatnya perjuangan sosial.


Dalam dunia Islam kita akan bertemu dengan Asgar Ali Enginer, dia memandang agama itu muncul untuk menghilangkan praktik penghisapan yang dilakukan oleh kaum Qurais. Jual beli manusia atau praktik perbudakan juga masih menjadi tradisi. Meminjam istilah Gramisi- muncullah intelektual yang tumbuh dari kelompok organiknya, yang akan memberi dorongan perubahan- Sedang di India muncullah Asgar sebagai konseptor melawan Pimpinan Bohras. Kondisi di India banyak orang miskin, terlantar, orang yang tak tentu nasibnya, pada masa pasca-kemerdekaan India terjadi banyak kerusuhan.
Setting teologi pembebasan Asghar lebih menekankan aspek praksis, dalam artian lebih menuntut kebebasan akan otonomi manusia yang mempunyai komunikasi secara dialektis terhadap kondisinya dan kondisi disekitarnya. Dasar itu digunakan sebagai pijakan praksis. Pandangan Asghar dianggap mengancam segala bentuk kemapanan yang mengeksploitasi kaum lemah.
Pembebasan teologi dilakukan untuk membangun teologi pembebasan, karena teologi yang ada cenderung ke arah filosofis-metafisik yang ambigu dan abstrak yang menyebabkan aktifitas keagamaan mengalami kemandekan. Karena hanya bersifal ritualistik semu, dogmatis yang membingungkan. Sehingga bagi Asghar agama seperti itu dikatakan mistik dan hanya untuk menghipnotis masyarakat.
Agama tidak boleh berhenti pada urusan akhirat ataupun duniawi saja, tetapi harus dapat menjaga relevansinya. Sehingga agama menjadi hal dinamis. Bagi Asgar agama harus menjadi sumber motivasi bagi kaum tertindas untuk mengubah keadaan mereka dan menjadi kekuatan spiritual untuk mengkomunikasikan dirinya secara signifikan. Dengan memahami berbagai aspek spiritual yang lebih tinggi dari realitas ini, disamping mengakui konsep metafisika tentang takdir dalam rentang sejarah umat Islam, juga konsep bahwa manusia itu bebas nilai, konsep ini dipandang sebagai tawar menawar antara kebebasan manusia dan takdir (tidak baku).
Dalam kondisi saat ini di Indonesia, di mana suasana pemikiran dan praktik pembebasan terasa sayup bahkan beku, sehingga praktik-praktik penghisapan, penindasan, masyarakat tercerabut dari hak miliknya, apalagi fenomena agama yang sudah menjadi komoditi atau jajanan pasar, dari itu perlu kita kembali kaji bersama tentang teologi pembebsan. Tentunya dengan evaluasi kritis dan menyesuaikan dengan gejala-gejala yang terjadi. Pemahaman-pemahaman yang sudah mapan harus kembali digugat dan diberi pandangan value agar kebekuan yang terjadi mampu di cairkan.

Chord dan Lirik Cogtio-Tentang Ombak

Cogtio-Tentang Ombak

Intro : A F#m Bm E
           C#m Bm D E A
A           F#m                      Bm
Angin berhembus dingin
                   E.                    C#m - Bm
Menerpa jatuh daun kering
                    D                   E        C#m - Bm
Ombak berkejaran merebut tepi
                       A
Menghapus sepi
A                F#m                  Bm          E
Samudra biru luas bagai tanpa tepi
                   C#m         Bm                            A
Menenggelamkan matahari meneju sepi
Reff.
D                          C#m                                Bm
...Gelombang ombak yang tak pernah lelah
A
menuju tepi
D                                 C#m              Bm
...Menghancurkan istana pasir dan
A
potongan kenangan
D                  C#m                          Bm
...Gemuruh ombak menghantam karang
A
memacu layar
D          E            A
...menuju impian

Chord dan Lirik Cogito-Perempuan

Cogito-Perempuan

Intro : E7 C#m A B
           G#m C#m F#m B7
E7                                      C#m
Tangismu adalah pembelaan
A                                   B
Kebaikanmu sebagai topeng untuk mencuri
              E7
Itu pepatah lama
E7                                  C#m
Yang sengaja dibuat untuk membuatmu
                A                       B
Tampak kerdil tampak kecil
Reff.
A              B                   E       G#m             C#m
Kau manusia bukan hanya sebatas seperti
A                              B                          E7
Langkahkan kakimu sejauh harapan
A                B               E         G#m            C#m           
Kau manusia bukan hanya sebatas seperti
A                                 B                              E7
Gantungkan cita-citamu setinggi nirwana
Interlude : E7 C#m A B
                   G#m C#m F#m B7
A                    B                  E7
Jika kamu dianggap bunga
A                 B                  G#m                        C#m
Dan laki-laki dianggap kumbang yang mengambil
           A                                B
 sari putikmu itu pepatah lama
Kembali ke : reff

Chord dan Lirik Cogito-Kamar Gelap

Cogito-Kamar Gelap

Intro : Am..F.. 2x  E
Am                E
Dikamar gelap
Dm                                  Am
Aku menyembunyikan mukaku
Dm               Am         E
Dari hiruk pikuk dunia
Am                      E
Mengutuk waktu
Dm                           Am
Yang datang terlalu cepat
Dm                    Am                     E
Menyeret semua tanpa ampun
Reff.
F                                    C
Yang menang menginjak
                Dm                   Am
Yang kalah menjadi sampah
Dm                           Am
Dan yang tidak keduanya
               E
Hanya menyanyi sunyi
                     Am
Dikamar gelap

Minggu, 22 Oktober 2017

MEMAHAMI RADIKALISME, LIBERALISME

Agama yang berfungsi sebagai tatanan nilai dalam suatu masyarakat telah mengalami perkembangan sesuai dengan semangat zamanya. Pada zaman modern dengan sistem sosial yang sangat rumit bagaikan benang kusut yang komplek, dengan segala macam konflik sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat membuat warna agama berganti rupa agar tidak terkesan usang.

Tanpa menutup mata konflik antar umat beragama yang selalu mewarnai dinamika sejarah memberikan implikasi kongkrit terhadap klaim ego keagamaan, dalam upaya pembanaran yang berujung pada fanatik buta. Sehingga memunculkan apa yang sering disebut
Radikalisme. Sedangkan dalam upaya mengentaskan konflik itu, muncul semangaat keberagamaan yang toleran, inklusif, apresiatif sebagai antitesa dari konfilik antar agama memunculkan semangat Libelaisme.

Sebelum membahas lebih jauh tentang liberalisme dan radikalisme ada baiknya terlebih dahalu untuk menjelaskan definisi dari keduanya agar dapat menjadi lebih jelas. Tulisan ini akan mencoba menjelaskan kedua terminologi tersebut dari segi pemikiran.

Dunia ini telah mengalami perubahan yang diiringi oleh segala hal. Seperti peristiwa, pemikiran, sistem pengetahuaan dan alat kekuasaan, relasi antar potensi dan aspek-aspek kebenaran. Perubahan yang luas ini akan memberikan pemahaman yang luas tentang liberalisme. Terminologi liberalisme yang pernah menggaung dan memberi semangat terselenggaranya Revolusi Prancis mempunyai makna dan fungsinya sendiri. Begitu juga liberalisme yang menjadikan semangat kompetitif pasar yang dibawa oleh Adam Smith dan Keynes, ataupun dengan konsep politik yang dibawa oleh Partai Liberal—bahkan konsep filsafatnya Sartre. Konsep liberalisme tersebut dipahami sebagai suatu yang lahir dari proses perjalanan sejarah yang tumbuh menjadi fenomena dunia pemikiran.

Namun dalam tulisan ini, tidak akan membahas konsep Liberalisme dari yang diuraikan diatas, akan tetapi membahas liberalisme dari konteks keagamaan (Islam). Liberal dalam KBBI mempunyai arti bersifat bebas/berpandangan bebas (luas dan terbuka), liberalisme adalah aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur); atau usaha perjuangan menuju kebebasan. Dapat disimpulakan liberalisme dalam agama Islam mempunyai suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam yang salah satu landasannya adalah membuka kran berfikir secara bebas dan membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam. Paham ini percaya bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bisa bertahan sesuai dngan semangat zamannya.
Dalam konsep liberalisme mengandung keseimbangan antara pemikiran dan teks. Keduanya berfungsi sebagai solusi dari kondisi zaman. Aspek terpenting adalah pemikaran dan konteks serta wahyu sebagai sumber inspirasi. Dari penjelasan tersebut maka dapat diambil pengertian bahwa kelompok Islam yang menganut liberalisme ialah Kelompok Islam yang memberikan kebebasan dalam berpikir untuk memahami nash-nash agama sesuai kebutuhan zamannya dengan corak pemikiran terbuka dan beragam. Referensi budaya juga turut mewarnai pola gerak Islam yang dianut oleh orang-orang liberal.
Paham ini muncul ke permukaan di era pasca reformasi, yang merupakan bentuk euforia dari hilangnya narasi tunggal yang diterapkan secara mutlak oleh rezim Orde Baru. Tujuannya untuk mengkonter aliranfundamentalis, radikalis, dan konflik antar umat beragama. Paham libralisme muncul sebagai solusi dari kebekuan ajaran dan sifat-sifat intoleransi antar umat. Selain liberalisme, alur pemikiran Islam yang berkembang sampai hari ini banyak sekali yang termasuk dalam ranah radikal, atau biasa disebut Islam Garis Keras yang menurut pandangan umum cenderung memaksan kehendak. Ingin melakukan suatu perubahan dengan jalan kekerasan. Namun apakah benar demikian? Dapat dianalisis dari definisinya, radikalisme secara bahasa berarti secara mendasar (sampai keakar), pada dasarnya kemunculan fenomena dari radikalisme meupakan reaksi dari pihak yang tidak diuntungkan dari dituasi sosial politik. Seperti radikalisme petani Banten akibat dari kebijakan tanam paksa yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda.

Sedangkan Radikalisme dalam Islam merupakan paham yang mendasar dan menyeluruh. Apabila seseorang disebut sebagai Islam radikal, berarti seseorang tersebut memiliki pemahaman Islam yang mendasar dan menyeluruh. Sehingga ia ingin menerapkan seluruh aturan Islam secara menyeluruh dalam setiap sendi kehidupannya. Pandangan ini didasari dari semangat ajaran Islam yang universal. Islam dipahami sebagai ajaran yang sangat lengkap, yang mengatur kehidupan manusia dari bangun tidur sampai tidur lagi. Kelengkapan ini dipandang sebagai suatu hal yang absolut dan harus diterapkan.
Menurut Vedi R. Hadiz, tidak ada konsensus yang nyata tentang yang dimaksud dengan istilah ‘Islam radikal.’ Istilah itu bisa berarti sebagai mereka yang ingin mendirikan negara Islam atau negara dengan sistem Khalifah, atau mereka yang ingin menjadikan Syariah sebagai sumber hukum. Dengan atau tanpa menggunakan kekerasan terbuka. Istilah itu juga digunakan secara longgar dan saling dipertukarkan antara Islam fundamental dengan Islam militan, atau kadang-kadang secara sederhana disebut ‘Islamist’.
Sebelum saya mengahiri tulisan ini saya ingin menutupnya dengan sedikit pertanyaan. Pada hakikatnya Islam datangdengan membawa misi transenden: kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. Pada saat Nabi Muhammad masih hidup, Islam belum muncul perbedaan karena masih ada rujukan tunggal yaitu Nabi yang membawa wahyu. Namun pada perkembangannya Islam menjadi berbagai macam model yang mana kesemuanya memiliki ciri khas masing-masng. Perbedaan ini pun sudah diprediksi oleh nabi: “kelak di akhir zaman umatku akan terpecah menjadi 72 golongan”. Mungkin kita bertanya-tanya tentang berbagai macam corak aliran dengan dasar pemikiran yang beragam pula. Lantas di manakita dapat menemukan hakikat Islam? Di kelompok mana kelak yang akan mendapatkan Syafa’at? Wallahu a’lam.

Sabtu, 21 Oktober 2017

MANTRA, SENI DAN KEKUASAAN

Novel Mantra penjinak ular merupakan kumpulan dari cerbung (cerita bersambung) yang di tulis di kompas oleh Kuntowijoyo. Novel yang berjumlah 274 halaman, ukuran kertas 13cm x 19cm itu diterbitkan pada bulan Oktober tahun 2000. Cetakan kedua pada Oktober 2013, dengan motifasi mengenang almarhum guru besar sejarah (Pak Kunto).
Mantra merupakan kata-kata penuh metafora yang mempunyai kekuatan spiritual dan dapat menaklukan apa pun.

Mantra bisa berfungsi ketika yang empunya mantra mempunyai kemantapan yang begitu kuat. Dengan mantra orang akan menjadi seperti memiliki kesaktian, seperti yang digambarkan dalam novel Mantra Penjinak Ular. Tokoh utama dalam novel yang bernama Abu tiba-tiba didatangi orang yang mirip dengan pendekar, kemudian Abu diwarisi mantra yang berbahasa arab dan lafal-lafalnya diambil dari al-Quran. Mantra itu mempunyai kekuatan untuk menjinakkan ular.

Abu adalah gambaran dari pemuda yang mempunyai kepribadian luwes. Bergaul dengan masyarakat, banyak sekali terobosan baru yang ditawarkan kepada masyarakat. Salah satunya adalah program membuat saluran air. Dengan kecerdasan dan keluwesan Abu, agenda besar itu pun tercapai.

gambaran dari mantra itu sebagai wujud komunikasi positif yang dapat menghasilkan cinta, sehingga ular yang berbisa pun dapat diluluhkan tanpa perlu menyakitinya. Mencintai ular sama juga dengan mencintai lingkungan, karena ular termasuk dalam satu ikatan rantai makanan, satu saja putus maka keadaan alam menjadi tidak stabil. Bagi Abu ular tidak perlu ditakuti, kalau kita tidak mengganggu ular, ular juga tidak akan mengganggu kita.

“Manusia dan Ular mempunyai dunianya sendiri-sendiri. Ular punya dunia, manusia punya dunia. Biarkan sungai mengalir, biarkan burung terbang, biarkan ular berdesir.”
Begitulah kata Abu saat dia menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya mencintai lingkungan. Mencintai ular berarti mencintai alam. Tidak seperti kenyataan sekarang, eksploitasi besar-besaran terhadap alam yang mengakibatkan banjir, kebakaran hutan, langkanya air dan derasnya air mata.

Selain Abu pandai menjinakkan ular dia juga jago mendalang. Bagi dia wayang memiliki kekuatan yang mampu memberikan pelajaran hidup bagi manusia. Karena selain wayang sebagi tontonan ia juga merupakan sebuah tuntunan. Selain itu wayang juga mengajarkan kebijaksanaan, berlaku adil, menamkan nilai-nilai humanis, mengajari pemimpin untuk mencintai masyarakatnya, dan dengan wayang Abu mampu menumbangkan randu yang telah berakar kuat.
Konflik mulai muncul ketika akan dilaksanakan pesta demokrasi, saat pemilihan lurah Abu secara tidak sadar masuk ke dalam lingkaran politik tertentu. Karena kemahiran dia dalam menjadi dalang. Wayang menjadi pilihan kampanye dari para calon pemimpin desa, karena atensi masyarakat terhadap wayang begitu tinggi. Selain itu wayang sangat strategis untuk kampanye di bandingkan dangdut yang paling banter 12 lagu sudah selesai, sedangkan wayang bisa sampai pagi.
Abu mulai memikirkan tentang fungsi seni dalam dinamika sosial masyarakat. Hingga dia menemukan jawabanya, seni itu juga menghibur dan mengajarkan kebijaksanaan hidup. Lebih jauh menurutnya, seni adalah air yang menutupi benjol-benjol yang ada dalam masyarakat dan menjadikannya datar. Mengutip ajaran Sunan Drajad, Abu berpendapat, seni memberi air bagi mereka yang kehausan, memberi payung bagi mereka yang kehujanan, memberi tongkat bagi pejalan yang sempoyongan.

Dalam novel ini setting budaya Jawa yang berbalut Islam sangat terasa. Konsep trilogi Islam yakni hablun minallah, hablun minannas, dan hablun minal alam menjadi ruh jalannya cerita dalam novel. Tokoh yang bernama Abu Kasan Sapari tumbuh dari suatu proses dialektik yang membuat Abu menjadi intelektual. Kecerdasannya mendorong masyarakat menjadi lebih maju, sadar lingkungan dan melek politik. Lewat dua senjata tersebut Abu dapat mencaabut akar randu yang sudah kokoh, selain itu Abu dengan daya intelegensia, dapat menjadikan wayang sebagai medium untuk mengingatkan para penguasa, dan sebagai edukasi moral terhadap anak-anak lewat inovasi wayang fabel, yang berdurasi pendek dan cerita yang mudah di pahami oleh anak-anak.

Musik Kids Jaman Now


Siapa sih di dunia ini yang tidak suka musik?. Hampir semua makhluk yang berakal dan berproduksi suka dengan musik.


Banyaknya genre musik yang berkembang sehingga selera musikpun berbeda setiap orang. Dan selera musik dari orang biasanya mewakili generasinya. Walaupun ada satu dua yang beda. Selera musik anak pra 70an berbeda dengan pasca 70an, dan begitu seterusnya. 

Untuk kids jaman now mempunyai selera musik tersendiri. Maraknya musik KOPLO dan musik INDIE belakangan ini dan banyak diminati oleh remaja dan anak muda, sehingga dapat dikatakan generasi sekarang adalah GENERASI KOPLO atau GENERASI INDIE

Dua jenis musiknya pada dasarnya perkembangan dari jenis musik sebelumnya. Koplo misalnya, musik yang tumbuh kembangnya di daerah Jawa khususnya Jawa timur ini timbul dari kejenuhan terhadap musik dangdut yang tenar pada era sebelumnya dengan menambahkan sedikit polesan-polesan sehingga semakin nikmat didengar. Pada awalnya saya mengira musik koplo ini hanya disukai oleh orang di Jawa, ternyata teman-saya yang berada di pulau Jawa juga banyak yang menyukai dengan musik ini. 

Begitupun juga dengan musik indie. Jenis musik ini lebih mengedepankan kebebasan dan kemandirian (independent) dalam bermusik dan tidak bergantung pada label. Dapatkan dikatakan musik ini merupakan antitesa dari musik menstrim yang sangat bergantung pada label dan pasar.  Band Indie menciptakan lagu sesuai dengan apa yang mereka sukai dan genre yang mereka inginkan. Nggak jarang kalo lagu-lagu yang mereka ciptakan kebanyakan sangat anti-mainstream dari lagu-lagu di pasaran. Sehingga lagu indie banyak sekali variasinya. Sekarang dua jenis musik ini sudah menguasai panggung musik, dan sudah mengakar kedalam tubuh penikmatnya. 

Jumat, 20 Oktober 2017

ISLAM AKULTURASI

Islam hadir di Indonesia dengan misi Revolusi pemikiran tanpa menanggalkan paham dan adat lama. Kehadiran Islam ini berjalan dinamis dan lentur, dalam artian, Islam datang sesuai dengan kondisi masyarakat dapat dilihat dari bentuk simbolis. Seperti kata shalat menjadi sembahyang. Bentuk arsitektur seperti bangunan Masjid yang menyerupai bangunan Hindu-Budha.

Dalam proses Islamisasi dapat disimpulkan Islam berbeda dari negara aslinya, yang mana menurut Kuntowijoyo, Islam mengalami Indonesiasi. Ketika dosis islamnya lebih besar maka yang terjadi konserfatif sebaliknya ketika dosis rendah mengalami sinkretis. Atau meminjam bahasa C. Geertz: Islam Abangan dan Islam Priyayi yang mana dosis Islam dari keduanya sangatlah rendah, sehingga cara beragamanya bercorak Animistik dan menekankan aspek-aspek Hindu.

Manifestasi dari prilaku beragama masyarakat, dapat dilihat dari praktek beragama seperti pesta-pesta ritual yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mengusir roh jahat yang dianggap sebagai sumber bencana. Dapat juga dilihat dari sistem yang berkaitan dengan etik, tari-tarian dan berbagai bentuk kesenian, bahasa dan pakaian yang biasanya dipraktekkan oleh golongan Priyayi.

Secara kuantitatif proses islamisasi di Indonesia dapat disimpulkan sudah lama selesai, kususnya di wilayah Jawa. Sebagai bentuk prestasi dari dakwah yang dilakukan oleh Wali Songo. Ini dapat dilihat dari sensus penduduk dari tahun ke tahun yang membuktikan Islam menjadi mayoritas sampai sekarang.

Namun yang menjadi persoalan kemudian adalah masalah kadar intensifikasi penghayatan Islam sebagai ruh dalam cara hidup beragama masyarakat pada umumnya. Yang terjadi adalah ekspresi keagaamaan yang beragam sesuai dengan tingkat penghayatan dan campuran budaya lokal. Yang menjadi persoalan adalah jika perbedaan ini dijadikan dasar mem'bidah'kan, mengkafirkan. Keberagaman harus diyakini sebagai rahmah tuhan, kalaupun berbeda, bersebarang diselesaikan dengan dialog.

Kamis, 19 Oktober 2017

PERJUANGAN VIA PENA

Setelah membaca sepak terjang Tirto Adi Soerjo, rasanya memang benar kalau pena lebih tajam dari pedang. Ketika pedang sekali tebas dapat merobohkan satu lawan, namun kehendak pena lain, karena sekali gores ribuan orang dapat tersudut dan mati, kehendak pena dapat menggerakkan dan menyatukan ribuan orang dalam satu kekuatan. Seperti yang tergambarkan dalam penggalan syair yang menceritakan tentang sosok Tirto Adi Soerjo.

Peladjar STOVIA di Djakarta
Penulis pembela bangsa
Membasmi sifat pendajajah Belanda
Dengan tulisan yang sangat tadjam penanya
            Membuka sejarah djurnalistika
            “Medan Prijaji” warta hariannya
            “soloeh Keadilan” dan “Poetri Hindia”
            Ada dalam pegangan redaksinya
Penggalan syair diatas adalah penggalan dari karangan Priatman yang memberi gambaran tentang perjuangan orang pribumi yang bersenjatakan pena dalam melawan penjajahan yang dilakukan oleh belanda. Kreator perjuangan jalur jurnalistik ini lahir dari golongan bangsawan, yaitu R.M Tirto Adi Soerjo (1880—1918). Selain mahir dalam dunia jurnalistik, ia juga mahir dalam berorganisasi, ia adalah pendiri organisasi modern pertama Sarikat Prijaji pada tahun 1906. Kemudian ia juga mendirikan organisasi sekaligus gerakan yang ada di Solo yaitu Sarikat Dagang Islam pada tahun 1909. Masa hidup Tirto relative singkat, akan tetapi manis perjuangan Tirto abadi dan bermanfaat untuk pribumi. Tirto bercita-cita mengangkat harkat dan martabat bangsanya, bangsa yang masih dianggap sebagai setengah manusia menjadi manusia utuh yang dapat memperoleh hak-hak sebagai manusia sejati dan tidak terjajah.

Tirto adalah cucu dari R.M.T Tirtonoto, bupati Bojonegoro, yang sebelum 1827 bernama Rajegwesi, karisedenan Rembang pada masanya. Dia adalah bangsawan yang jenius dan sadar bahwa negerinya sedang dijajah. Kejeniusannya membuat asisten Residen Wolff Van Wes Terrode terpikat dengannya, Tirto banyak ditawari jabatan sebgai pegawai negeri, salah satunya ia ditawari jabatan pada lembaga dinas pembasmian lintah darat. Namun tirto tetap dengan sikap mandirinya dengan tegas menelok berbagai macam jabatan yang ditawarkan. Bagi dia pegawai negeri hanyalah suatu penghormatan semu. Lebih baik berdiri dikaki sendiri dari pada menetek pada penjajah yang telah menguras keringat dan darah rakyat.

Sikap mandiri yang dimiliki Tirto merupakan warisan dari neneknya yang masih keturunan pangeran Samber Nyowo. Dalam tatanan masayarakat feodal—yang penuh hirarki, unggah-ungguh—bangsawan/priyayi dapat mengakses jabatan dengan mudah, namun sewaktu kecil neneknya telah memberikan pondasi yang kokoh terhadap  Tirto. Neneknya selalu berpesan padanya untuk menjadi orang yang percaya pada diri sendiri, berdiri diatas kaki sendiri, tidak takut pada kemiskinan, tidak takut tidak berpangkat.
Tirto mengenyam pendidikan model Eropa, di masa kecil ia belajar di Europeesche Lagere School (ELS) kemudian ia melanjutkan sekolah dokter di STOVIA, pada waktu itu bangsawan yang melanjutkan ke sekolah STOVIA tergolong langka, karena merka lebih memilih sekolah persiapan untuk pegawai negeri sipil. Waktu sekolah di STOVIA ia tinggal di Betawi, yang jauh dari kultur masyarakat feodal yang selama ini membelenggunya. Dari sinilah kemampuan jurnalistiknya mulai tumbuh dan berkembang ia piawai dalam bidang jurnalistik dan pandai mengarang, karangan fiksinya antara lain; Cerita Nyai Ratna, 1909, Membeli Bini Orang, 1909, Busono, 1912. Selain itu berbagai macam pers yang ia dirikan antara lain; Medan Prijaji, Soeloeh Keadilan, Poetri Hindia.
Diwaktu muda ia terpengaruh oleh Wijbrands seorang pemimpin Pres yang piawai. Hebungan mereka relative singkat meraka berada dalam satu atab Pemberita Betawi. Dari Wijbrands Tirto berhasi menjadi pemuda yang dapat membuat presnya sendiri dan mampu mengelolanya dengan baik, selain itu ia juga mendapat motivasi untuk mempelajari hukum-hukum belanda yang memiliki keterbatasan. Dari proses inilah ia dapat mengetahui hak-hak dari masyarakat pribumi dan batasan-batasan kekuasaan Belanda.
Pers sebagai penyuluh keadilan
Setelah dirasa cukup menimba ilmu dan pengalaman, Tirto mendirikan persnya sendiri dengan dana dari harta benda yang ia miliki, selain itu ia juga mendapat suntikan dana dari bupati baik dan santun dri Cianjur. Dari proses itulah Soenda Berita berdiri pada februari 1903. Sewaktu Tirto masih menggeluti dunia tulis menulis milik asing, sudah terlihat jelas kekritisan dan keberpihakannya. Dalam tulisannya ia pernah membongkar skandal jabatan yang dilakukan oleh petinggi kolonial.
Setelah ia mampu mendirikan persnya sendiri ia tuangkan gagasan-gagasannya, memadukan dagang, pers, dan memajukan bangsa. Ia mampu mengorganisasi para petani, pedagang pinag, dan produksi desa, sehingga dapat meningkatkan pendapat ekonomi penduduk desa. Sampai ahirnya ia mendirikan Medan Prijaji tahun 1907,dalam surat kabar ini ada beberapa ide yang progresif. Ide-ide ini menjadi dasar dan tujuan dari didirikannya Medan Prijaji. Tujuan-tujuannya antara lain; meberikan informasi, menjadi penyuluh keadilan, memberikan bantuan hukum.

Dari aktivitas yang dilakukan Tirto Adi Soerjo mencerninkan kaum priyayi/bangsawan yang rela menanggalkan kelasnya, status sosialnya yang menurut dia “kontra produktif”, ia meninggalkan itu semua demi kemajuan bangsanya. Selaian itu ia tidak hanya berdiri ditengah jalan melainkan disisi kiri jalan bersama kaum pribumi yang masih dianggap sebagai setengah manusia yang hidupnya hanya bertugas memeras keringatnya sendiri. Dengan pena ia memimpin perjuangan bangsa untuk dapat menentukan nasibnya sendiri. Walaupun pada ujungnya pengasingan di lampung, dan itu adalah resiko yang ia dapatkan dari perjuangan yang ia lakukan dengan sadar. Perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat bangsanya.

Rabu, 18 Oktober 2017

MEMBACA MERUSAK KEBODOHANMU

Sering kali nurani bertanya tentang aktifitasku yang tak mencerminkan produktifitas, apakah itu? Ya, benar, membaca buku. Suatu kegiatan yang hanya diam melihat barisan kata yang terkadang sulit diraba maknanya.

Bukan hanya nurani saja yang bertanya, teman sekampus sering bertanya tentang hal serupa. Untuk apa membaca? Membaca adalah jendela pengetahuan, aku pikir itu jawaban yang sangat standar, nurani saja tak terpuaskan dengan jawaban seperti itu apa lagi teman.

Aku pun heran, tiap pagi sembari kekampus dan mampir kekontrakan kawan yang berlangganan koran, namun selalu digeletakkan. Maklum zaman digital orang tak perlu perangkat keras kalau hanya untuk membaca berita, bahkan buku sudah digitalkan. Heran untuk apa aku membaca.

Toh, bacaanku tak menunjang IP akademis, bahkan kalah dengan teman yang hanya bermodal "betah" di kelas dengan sekeranjang ekspektasi meraih keberhasilan di masa mendatang.

Memang bacaanku banyak yang tak bersangkutan dengan kurikulum yang dipelajari di kelas, mungkin inilah sebabnya IP selalu diambang minimal.

Kembali lagi untuk apa? Apakah orang lain akan butuh bacaanmu? Sedangkan, andaikan pulang kekampung halaman masyarakat tidak membutuhkan tumpukan bacaan. Jangankan membaca istirihatpun dalam keadaan bekerja, demi mempertahankan hidup, pagi dengan sepasang sapi dan ada juga beberapa kambing yang diajak keladang sampai sore, malam harus mengurusi aliran air ke sawah. Hidupnya sudah di uber oleh kebutuhan hidup yang memang ongkosnya tak murah.

Terkadang juga mengahabiskan berjam-jam waktu, kopi dan rokok. Lalu untuk apa membaca? Pertanyaan itu tak cukup dijawab dengan dalil "iqra'" yang menyerukan untuk membaca karena itu maknanya sangat luas. Mengapa membaca juga tak cukup dijawab dengan jawaban untuk melatih logika, meluruskan pola pikir, bukankah orang yang tingkat membacanya tinggi tingkat keberhasilannya juga tinggi seperti negara yang melek literasi, negara-negara dunia pertama.

Itu berbeda, tidak bisa di terapkan pada ku, bisik nurani. Kalau membaca menopang keberhasilan seorang toh IP ku tetap di bawah standar minimum. Oke kalau akademik bukan ukuran, lantas dalam hal bertahan hidup, misalnya untuk mandiri mendapatkan penghasilan, dalam hal itu aku juga lambat.

Jadi sebenarnya untuk apa membaca? Dapat memperluas pikiran, menambah pengetahuan. Aku pikir jawaban itu juga masih standar, karena kebanyakan motivasi hidup seseorang adalah tahta, kekayaan bukan pengetahuan.

Memang ada cerita kisah teladan tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Suatu ketika Nabi Sulaiman ditawari oleh Allah untuk memilih antara ilmu, harta, dan tahta. Nabi Sulaiman dengan tegas lebih memilih ilmu, dan pilihan tersebut terbukti adalah yang terbaik. Dengan pilihan itu juga, Nabi Sulaiman akhirnya mendapatkan harta dan tahta sebagai raja, bahkan wanita, atas kehendak dan sepersetujuan Tuhan.

Namun, apakah ilmu yang diterima nabi sulaiman apakah dari membaca? Akupun tak tau dan nampaknya kisah itu tak cukup kuat sebagai argumen pentingnya membaca.

Nurani yang lain berbicara, membaca itu penting pernahkah kau melihat kisah-kisah pembakaran buku, ini sering di lakukan oleh pemerintah fasis, agar rakyatnya tidak tumbuh sikap kritisnya, tidak memberontak dan mudah di sergamkan.

Pernah dengar pernyataan milan kundera "Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah". Membaca merawat ingatan tentang memori perdaban, tidak mudah di goyah dengan isu basi yang didaur ulang untuk merawat kebodohan.

Masih ingat kah cerita pelarang buku yang dianggap kiri. Saat regim otoriter menguasai penuh alam fikir rakyatnya dengan menciptakan teror dan penyeragaman, muncul para pemuda yang dengan sembunyi-sembunyi mengkonsumsi buku yang di larang. Hingga menjadi praktek yang militan, karena bacaan akan membuat orang menjadi kritis dengan keadaan, menambah mental menghadapi siapapun karena membaca adalah menguasai dan membuat orang menjadi berani.

Pasti kamu tau tentang bung Hatta, salah satu proklamator yang menemukan kebebasan dengan membaca buku "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas" begitu pernyataan bung Hatta yang pernah mengalami pengasingan di Bandanera. Orang yang tidak bebas adalah orang yang hidup dalam ketidaktahuan. Dengan membaca maka akan merusak kebodohanmu yang membelenggu.

Masih kah kau mempertanyakan pentingnya membaca?

Selasa, 17 Oktober 2017

BERDAKWAH DENGAN RAMAH 'GAK PAKE MARAH'

Masyarakat Indonesia termasuk yang jumlah penganut Islamnya sangat besar jumlahnya. Saya sebagai penganut Islam juga bangga melihat kuantitas yang wow, berarti ini merupakan keberhasilan dakwah dari da'i-da'i yang tanpa kenal lelah menyerukan kepada manusia menuju kebaikan. Da'i adalah kata kerja yang tercetak dari kata benda dakwah yang berarti menyeru mengajak dll.

Di sejarah nusantara kita mengenal sunan kali jaga yang menyelam pada lautan tanpa ikut arus, beliau yang menggunakan metode akulturasi budaya lewat wayang yang diberi nafas Islam agar lebih halus dalam mengajak kepada keimanan. Seperti yang masih bisa kita saksikan sampai hari ini adalah tradisi sekaten, yang sebenarnya adalah dua kesaksian kepada tuhan dan rosulnya. Konon kalau ingin menonton wayang tiketnya dengan mengucapkan dua kalimat sahadat, dalam bahasa arab di sebut "sahadatain" dalam bahasa jawa di sebut "sekaten".

Meminjam pak Kunto "dakwah ibarat menarik rambut dari tepung" tanpa harus merusak tepung itu, kebaikan bisa terlaksana bahkan bisa menciptakan revolusi sosial-kultural sekaligus religius tanpa harus merusak, memaksa, bahkan persekusi. Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Tentunya dengan cara yang elegan seperti yang terkandung dalam Al-Nahl (16): 125 "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari JalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

Demikian pula cara dakwah yang ramah lingkungan juga di terapkan oleh mbah Hasyim. Ketika pada tahun 1899 KH Hasyim Asy'ari mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng setelah kepulangan beliau menuntut ilmu dari Mekkah. Tebuireng adalah sarang perjudian, pencurian, pelacuran, potret sebuah desa yang penuh dengan masalah-masalah sosial. Akan tetapi, justru di tempat itulah KH Hasyim Asy'ari bersama istrinya, Nyai Khodijah, mendirikan sebuah ruang berukuran 6x8 meter berdinding anyaman bambu (gedheg) untuk kegiatan pengajian. Kotak ruang itu kelak pernah dilempari batu hingga senjata tajam oleh perampok di sekitar lokasi yang sama sekali belum kenal agama, namun berkat kesabaran dan kepercayaan KH Hasyim Asy'ari bahwa pendidikan akan mengubah semua sektor kehidupan manusia, kini Tebuireng adalah pusat belajar ilmu Islam sekaligus ilmu moderen yang paling disegani di Indonesia.(Kalis). Beliau menggunakan pendidikan sebagai dakwah, hasilnya sangat wow, akan tetapi butuh keteguhan hati dan kesabaran. Karena memang revolusi memang tak segampang yang kau teriakkan.

Gambaran lain


Ahir-ahir ini, kita sering mendengar pengajian yang di isi oleh da'i-da'i keras, radikal, dan sering menebarkan kebencian. Padahal Islam kan ramah

Diksi seperti bakar, gantung, serta hujatan yang di tembakkan kepada golongan/kelompok dan pada figur tertentu sudah menjamur di berbagai macam pengajian bahkan pada saat khutbah jum'at. Tampaknya memang situasi saat ini sengaja menggandeng agama untuk dukungan politik, agennya adalah para da'i, "da'i politik".

Da'i politik, ia yang selalu pada setiap acara keagaman mengkhutbahkan isu-isu yang mengarah menjelekkan bahkan menghujat lawan politiknya. Bisa lewat ceramah-ceramah langsung ataupun via (youtube), juga lewat tulisan-tulisan. Mendeteksinya gampang, mereka menggunakan agama sebagai "prolog" saja, selebihnya isinya makian, hujatan, dan kata-kata kasar lainnya. Dan selalu memanaskan situasi, khutbah-khutbah tidak selesai di majlis ataupun masjid-masjid, di bawai sampai ke jalan-jalan. Tujuannya menciptakan suasana menjadi gaduh dan menarik emosi keagamaan.

Bukan tidak boleh para da'i membicarakan politik, akan tetapi jangan sampai membawa "madlorot" bahkan mengancam persatuan. Berpolitik yang bisa menciptkan "bonum commune" atau kesejahtraan bersama, jangan hanya ambisi kuasa, bangun politik yang berlandasakan menimbang manfaat, keadilan, bukan hanya menjatuhkan lawang demi menang.

Menceramahkan pengajian politik, boleh-boleh saja, asal tidak semata-mata demi kekuasaan, menurut pak Kunto mencampurkan dua hal tersebut bagaikan membuat "kolak", orang dapat mencampur kolang-kaling dengan kelapa asal santennya cukup. Karena jika ada yang melebihi dari yang lain hasilnya akan tidak kemakan.Maksut ingin mengajak kebaikan namun berujung penolakan.

Berdakwalah dengan cara yang ramah, jangan marah-marah.

Senin, 16 Oktober 2017

Jangan Lupa, Ini Masalah Perut

Tidak banyak yang tahu bahwa hari ini tanggal 16 oktober merupakan hari pangan sedunia. Dalam memperingati hari pangan tidak ada demo massal seperti may day dan hari tani untut kesejahteraan. Media tidak begitu tertarik dengan isu ini, mereka lebih memilih menayangkan pelantikan gubernur Jakarta Anis - Sandi yang bertepatan dengan hari yang sama.

Memang hari pangan tidak datang dari perjuangan rakyat dan tidak ada organisasi sektoral yang spesialis untuk perjuangan pangan. Dalam sejarahnya isu ini datang dari  lembaga bernama Food and Agriculture Organization (FAO) yang merupakan salah satu lembaga dari organisasi elit dunia (PBB) ketika konferensi umum ke-20 bulan November 1979. Sehingga isu ini terkesan biasa-biasa saja dan tidak begitu penting untuk diperingati

Melihat dari tujuan diperingatinya hari pangan ini, sangat mulia. Yakni untuk meningkatkan kepedulian terhadap kemiskinan dan kelaparan serta ketahanan pangan. Seharusnya ini menjadi mementum untuk lebih merefleksi dan memperjuangkan kesejahteraan pangan.

Di Indonesia sendiri masalah pangan dan ketahan pangan masih menjadi persoalan bangsa yang seakan tidak kunjung selesai. Sampai hari ini masih banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Jangankan sejahtera, untuk hidup layak saja sulit. Mengingat kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah, seharusnya persoalan pangan bukan lagi menjadi persoalan rumit. Kita sudah tidak lagi memikirkan bagaimana hidup layak, tapi sudah membicarakan bagaimana meningkatkan kesejahteraan. Namun sampai hari masih banyak rakyat yang masih berfikir besok mau makan apa.

Pertanian yang menjadi sektor andalan dalam meningkatkan ketahanan  pangan, sekarang perlahan-lahan disulap menjadi batu-batu dan besi yang tidak bisa dimakan, sehingga rakyat kebingungan mencari sesuatu untuk dimakan.
Selain itu masih banyak persoalan pangan lainnya yang masih menjadi persoalan serius dan segera harus ditangani. Dalam momentum ini menjadi waktu yang tepat untuk menuntut pemerintah lebih serius dalam urusan pangan. Karena ini persoalan pokok yang harus segera diselesaikan. 

PEMUDA SEBELUM ZAMAN NOW

Zaman sekarang banyak kita jumpai pemuda-pemudi yang masih peduli terhadap nasib bangsanya, namun itu sangat kecil di balik kegiatan hedonnya, wajar didikannya pun berbeda, karena pemuda sekarang dibesarkan dengan pesta kemewahan zamannya semua apa-apa ada, hingga mengikis watak peduli terhadap nasib bangsanya. Mari coba kita lihat para pemuda pada sebelum zaman now.

Pemuda adalah jiwa pemberang yang selalu berkobar, ibarat palu godam yang bertugas menghacurkan eksistensi kekolotan. Dahulu abangnda Semaun berseberang dengan guru bangsa (Cokro Aminoto) watak pemberang yang selalu ingin membuat perubahan secara ekspres tercermin dalam jiwa muda abangda Semaun.

Begitu juga era Soekarno yang masih menyandang Ir militansi dalam mengusir penjajah begitu luar biasa. Juga barisa pemuda Menteng begitu gigih mendesak Soekarno untuk mendeklarasikan kemerdekaan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Pemuda yang menuntut Tritura dengan gagah menggelar demonstrasi di ibu kota, juga pemuda 98 yang dengan gigih berani melawan regim otoriter orba.

Pemuda-pemuda gagah berani dan selalu menentang statusquo apakah masih seperti itu dihari menjelang tua, dihari dimana sudah direcoki dengan jatah bulanan oleh istri, biaya sekolah anak dan lain-lain.

Gie dengan mengutip perkataan filsuf Yunani pernah berkata "bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua" (baca:Catatan Seorang Demonstran), mengapa dibilang tua adalah kesialan bahkan sampai ia mengumpat "generasi tua semuanya pemimpin-pemimpin yang harus ditembak mati di lapangan banteng" karena generasi tualah yang dianggap biang keladi yang salah dalam mengurusi negara.

Padahal generasi tua pada waktu mereka masih muda juga gigih dan militan dalam menentang kolonial belanda dengan segala bentuk praktek penijajahannya. Diera sekarang pemuda penentang regim orba juga telah banyak mendapat jabatan yang setrategis dalam pemerintahan, namun kebanyakan dalam prakteknya ia lupa terhadap idealismenya dimasa muda.

Menolak tua memang suatu hal yang mustahil akan tetapi menjaga idealisme adalah suatu keharusan untuk selalu berpihak kepada yang lemah. Menjaga idealisme telah di contohkan Gie, ia lebih baik diasingkan daripada tunduk pada kemunafikan.

Minggu, 15 Oktober 2017

RUMOR

Dulukala ada sebuah negeri yang sangat kaya, namun harus runtuh karena "RUMOR", kemudian masyarkat menjadi benar-benar miskin dan terbelakang.

Rumor itu mampu mengalahkan ribuan tentara tanpa harus mengangkat senjata, namun mampu menumpahkan darah dan menghilangkan jutaan nyawa. Rumor itu mampu menjadikan keluarga, teman, tetangga menjadi saling membunuh.

Rumor itu bergerak berlahan, menggrogoti sesuatu yang benar-benar menjadi tulang punggung sebuah negeri atau masyarakat, lalu bergerak menusuk hingga detak jantung tak berdetak. Tulang punggung itu adalah "Kepercayaan".


Kini, negeri itu sedang bangun untuk mengejar berbagai ketertinggalan. namun badai "Rumor" kembali mengantam. Apakah bangsa itu mampu bertahan dengan belajar dari kesalahan masalalu ?.... atau kembali runtuh seperti dulu ?,...



ANAK ZAMAN

Ada hal yang tidak mungkin dilakukan didunia ini, yaitu berdamai dengan waktu. Mengapa demikian, karena ruang dan waktu keduanya menjadi selimut tebal yang membalut jiwa kehidupan.

Pepatah mengatakan "alon-alon asal kelaakon" pada saat yang tepat, pepatah itu sangat bijak, namun jika zaman menuntut semua serba cepat akan melibas semua yang lelet.

Jawabannya harus tanggap situasi, peka terhadap keluh kesah zaman jika ingin tidak terseret.

Disaat desa tidak bisa berbuat banyak, disaat generasi enggan mewarisi pola kehidupan pendahulu akan terjadi mutasi kebudayaan. Semua akan di cacah-cacah oleh kemajuan.

Mengandalkan adaptasi. Bukankah itu pertahanan yang paling rapuh. Karena hidup bukan hanya mengikuti tanpa eksistensi produksi.

Kreatif inovatif menjadi permintaan terbesar dari peradaban sekarang. Walaupun alam produktik akan tetapi tak ada skil pada penghuni yang tak menggunakan akal maka akan terlindas juga oleh kecepatan ide besar yang mampu merangkum sekaligus menjawab kebuthan zaman.

Kita anak zaman jangan hanya bisa memaki keadaan, karena kutukan bukan jawaban yang benar. Lakukanlah sesuatu sekecil apapun itu karena itulah sejatinya yang menunjukkan ada. Bukan diadakan atau keberadaan.

Sabtu, 14 Oktober 2017

Lagi-Lagi Jakarta


Siapa sih yang tidak kenal dengan jakarta? Ibu kota indonesia yang menajdi kota politik sekaligus kota bisnis dan itu hanya ada di indonesia. Ditambah dengan sorotan media nasional yang tidak lepas dari ibu kota. Tidak seperti riau, jambi, dan sumatra selatan yang disorot ketika bnyak asap, ataupun papua yang disorot ketika freport bermasalah. Yang menghebohkan ketika tejadi beberapa bulan yang lalu ketika pertarungan untuk merebut DKI satu, bahkan orang diluar jakarta terabawa oleh suasana jakarta, sehingga terasa kehebohan berskala nasional. Sebagai kota yang memegang peran Dwi Fungsi (kota politik dan kota bisnis), sudah kayak TNI ORBA. Sebenarnya wajar sih ketika tokoh kaliber nasional juga ikut melibatkan diri dalam pertarungan tersebut sebagai investasi jangka panjang (pemilu 2018 dan pilpres 2019).


Beberapa media dihiasi dengan kalakuan unik bang sandiaga uno saat sesi fitting photo baju dinas. Dimana selain dari berpose jurus OKE OCE andalannya, abang sandi mengeluarkan pose jurus lain yakni jurus burung bangau. Ternyata jurus burung bangau yang dikeluarkan sandi saat fhitting bukan pertama kali, hal serupa juga pernah dilakukan saat kampanye pilkada beberapa bulan yang lalu. Ada-ada saja kelakuan abang nih, boleh juga sih, asalkan jangan jurus kaki seribu ala habib, jurus tupai (pura-pura mati saat ada musuh) ala papa setnov, ataupun jurus serangan balik ala akang egy. 

Selain itu juga diramaikan dengan ribuan karangan bunga disepanjang jalan dan kantor gubernur yang tiap hari berdatangan ke balai kota sebagai ucapan terima kasih sekaligus ucapan sayo nara dari penggemar ahok-djarot. kabarnya karangan bunga tersebut tidak hanya datang dari jakarta, namun juga ada yang dai luar jakarta. Karangan bunga tersebut bertuliskan berbagai macam kata-kata lucu dan romantis.

"The best gover ever, we will miss you," tulisan karangan bunga dari Ibu-ibu Remponk Squad.
“Pak Ahok&Pak Djarot, Tahukah Bapak, hati kami masih pilu. Tetap semangat, ya Pak. Love you! Dari Lambe Nyinyir TarQ IPA 01”
Selain itu ada juga kata yang berupa sindiran kepada gubernur terpilih.
"Dear Badja, Doakan kami agar kuat 5 tahun ke depan," tulis karangan bunga dari Alumni Sanmar 95.
“Pak Ahok & Pak Djarot kalian gak OKE OCE tapi kalian Mantan Terindah” tulisan karangan bunga dari Dian, Ippie, Rosmo, Putut, Irapol, Irabule, Bahar, Jedde, Etty B.

Dan masih banyak kata-kata lucu, unik, dan romantis lainnya.

Dalam membangun jakarta memang banyak perbedaan antara ahok-djarot dan anis-sandi, salah satunya tentang reklamasi. Dalam debat menjelang pilkada anis-sandi sangat tegas untuk menolak reklamasi yang dilakukan oleh ahok-jarot dalam rangka menata bagian pesisir. Bagi anis- sandi rekalamasi sama sekali tidak pro rakyat, namun ahok-djarot ngotot bahwa itu satu-satunya solusi untuk menata bagian pesisir. Sampai sekarang proyek reklamsi masih tetap jalan. Kita tunggu apakah anis-sandi ketika mulai menjabat senin mendatang menghentikan proyek tersebut atau tidak.