Isu kebangkitan komunis mengalir deras hingga memunculkan respon yang ramai di lini masa. Masyarakat terbelah menjadi tiga, ada yang pro, kontra, dan cuekin aja.
Yang pro berusaha memupuk ingatan kelam yang diceritakan lewat pidato, tulisan, poster, dan film yang pernah redup mulai di nyalakan lagi.
Yang kontra berusaha menjernihkan keaadaan dengan menyampaikan fakta-fakta baru sebagai basis pijakan narasi masa lalu.
Dan yang cuek aja masih seperti biasa, beraktifitas seperti biasa walaupun mereka sebenernya berpotensi pro dan kontra.
Namun itu semua ya biasa saja, namanya juga kehidupan yang tak pernah bebas dari nilai.
Yang menarik adalah ketika kelompok yang ngotot bahwa komunisme bangkit kembali, sampai-sampai mempermasalahkan tugu tani. Menurut mereka tugu tani adalah bagian dari manifestasi BTI (Barisan Tani Indonesia) yang berafiliasi dengan PKI. Jadi wajib hukumnya diratakan dengan tanah agar sisa-sisa kejahiliahan PKI tidak berbekas lagi.
Patung yang dianggap tidak mencerminkan petani Indonesia "masak petani kok membawa senjati", kan petani kita nurut-nurut, tanah digusur aja sedikit yang melawan, lah ini ada petani kok bawa senjata, ini pasti BTI dan dia adalah anak kandung PKI yang naudzubillah.
Padahal sejarah dari patung tersebut dibuat sebagai simbol pembebasan Irian barat dari kolonial Belanda. Patung yang bertema ibu melepaskan anaknya (seorang petani) untuk ikut berjuang bersama tentara dalam melakukan pembebasan. E e eh malah dituduh patung petilasan kuminis.
Bagi manusia yang waras mungkin akan tertawa geli melihat pernyataan ahistoris tersebut. Mereka kadung anti dengan PKI apapun yang menunjukkan simbol kuminis akan di ganyang habis, untung mamakku kalau pas lagi masak genjer gak ketahuan mereka.
Kalau kebencian sudah terlanjur akut ini yang menjadi bahaya, segala macam simbol yang mencerminkan kuminis harus disikat habis, petani kalau lagi ngarit tidak boleh pake arit, tukang batu tukang kayu tidak boleh memakai palu, lah terus mbok kon nganggo opo?
jendral sambel ini merah! Dan garam adalah kunci.
2 komentar:
Bisa tidak to komunis itu berdiri di Indonesia?
Dan jika komunis itu berdiri di Indonesia apakah komunis itu pro Pancasila atau malah kontra Pancasila?
@BN.aidit
Untuk konteks sekarang kemungkinan besar tidak bisa.
Untuk jawaban kedua "tidak"
Posting Komentar