Setiap pemimpin mempunyai caranya sendiri untuk mengambil hati masanya sekaligus untuk melawan lawannya. Hitler dengan gaya berapi-api di bumbui dengan sikap cauvisnisme. Muhammad dengan mencotohkan ahlaqul karimah dengan empat sifat idelanya, sidiq, amanah, tabligh, fatonah. Soeharto dengan gaya kalem dan senyum tipis-tips tipikal orang jawa yang santun. Ada yang hanya menampakkan ke angkerannya dengan memasang wajah asam, cemberut sebagai pembatas agar di hargai, setiap dialog dengan nada keras walaupun tidak kongkrit, yang penting keras agar lawan malas membantah. Pemimpin yang demikian hanya mau mendengarkan perkataannya sendiri (bukan Ahok lho).
Dizaman teknologi komunikasi, media sosial menjadi media para pemimpin untuk menaklukkan hati rakyatnya, ada yang hobi curhat lewat twitter, ada yang suka ngevlog, youtube dll.
Kali ini yang menyita sorotan publik adalah wakil gubernur jakarta yang baru dengan gimik sebagai gerkan mengecoh lawan sekaligus mendapat simpati masa. Cukup berlian dengan cara-cara yang kekinian, fres dan tentunya menghibur, karena memang rakyat sangat butuh hiburan. Rasanya harapan mencari peminpin ideal -yang berahlaq baik dan berpihak pada rakyat- sudah jauh panggang diatas bara. Sulit sekali mendapat pemimpin yang komitmen dengan janji politiknya yang memang terlalu muluk. Ditengah harapan yang tak mungkin terkabulkan dan memang sudah hampir mustahil mencari pemimpin yang ideal, paling tidak pemimpinnya menghibur dan lucu dengan kekonyolannya.
0 komentar:
Posting Komentar