Laman

Kamis, 26 Oktober 2017

SUMPAH PEMUDA

26 Okteber 84 tahun yang lalu para pemuda sibuk menyiapkan acara konggres pemuda ke dua yang jatuh pada tanggal 27-28. Persiapannya bukan hanya pada tanggal 26 oktober akan tetapi jauh sebelum itu, tahun 1926 para pemuda melaksanakan konggres pemuda pertamanya sebagai upaya mempersatukan seluruh pemuda Hindia Belanda.

Sebagai folow up dari konggres pertama diadakan tiga kali pertemuan (12 Februari 1927, 3 Mei 1928, 12 Agustus 1928) sampai pas pada pertemuan ahir 12 Agustus 1928 dihadiri seluruh perwakilan pemuda dari berbagai wilayah, pada pertemuan itu mereka bersepakat untuk mengadakan konggres pemuda ke dua.

Konggres pemuda ke dua di inosiatori oleh organisasi PPPI, dan sekaligus menjadi ketua dalam konggres. Setiap perwakilan organasasi hanya mendapat satu job dalam kepanitiaan acara, tidak boleh lebih.

Sumpah pemuda yang dilaksanakan di Batavia di kreatori oleh pelajar dari hukum dan kedokteran. Dari dua fakultas tersebut menelurkan intelektual organik. Corak penjajah paling reaksioner adalah belanda. 350 tahun hanya mengeruk keuntungan dan membiarkan rakyat tetap bodoh. Hingga ahirnya muncul politik etis dan sampai tahun 1942 belanda belum meberikan pendidikan yang mumpuni, belum ada yang namanya universitas modern, sampai tahun 1942 baru ada dua fakultas, di Jakarta ada  fakultas hukum dan fakultas teknik berada di bandung.

Dan hanya sebagian kecil aktivis kemerdekaan mendapat pendidikan, mereka lebih banyak didik oleh rakyat yang menjadi gurunya, dari rakyatlah teori-teori revolusioner akan tumbuh. Bukan cuma menghasilkan teori retoris yang hanya laku di sekolah dan berhenti di rak, ketika penuh di bakar.

Dari aksi refleksi yang dilakukan para pemuda hingga mampu memberi ketegasan tentang persatuan yang setelahnya di sebut "sumpah pemuda" sebagai komitmen, janji suci untuk mewujudkan persatuan bangsa. Tertuang dalam tiga butir:
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Mari kita jaga, jangan hianati perjuangan para pemuda dengan merusak persatuan demi kepentingan kuasa.

0 komentar: