Laman

Kamis, 12 Oktober 2017

ANTARA SARANA PENDIDIKAN, WISATA DAN MOL

Ketika masuk gedung perpustakaan di kampus putih, terlihat banyak pengunjung, namun pengunjungnya rata-rata berwajah masam dan tua, dalam hati ini berkata, mereka pasti bukan maba, soalnya wajahnya tidak ada tampang gemesin seperti dedek-dedek maba. Ternyata prediksiku tepat, setelah aku tanya beberapa diantara mereka yang suram dan jenuh akan skripsi yang belum jadi-jadi.


Lalu dimana para dedek maba zaman now? Ya, mereka lebih suka di tempat wisata, mol-mol. Kalau tidak percaya cek saja, namun pernyataan ini bukan kemutlakan ini hanyalah observasi kecil-kecilan.

Pembangunan tempat wisata dan mol-mol sangat pesat ini berbanding terbalik dengan pembangunan sarana pendidikan dan penunjang pendidikan. Dan, generasi sekarang adalah generasi yang di besarkan dengan hegemoni kapitalisme lewat agennya pusat hiburan dan pusat belanja, di tambah lagi jargon-jargon "cah kurang piknik" "kurang ngemol" agar seolah-olah keduanya menjadi suatu keharusan.

Masih tidak percaya, buktikan saja, pasti di tempat hiburan dan pusat perbelanjaan kamu akan menjumpai mereka nongkrong disana.

Kalau zaman pra melenial pusat perbelanjaan seperti mol kan belum banyak, masak zaman dulu mau nongkrong di pasar tradisional, haha kan gak asik buat selpi-selpi lurr. Nah itulah sedikit perbedaan. Jadi, zaman sekarang dengan kemilau kapitalis akan membuat siapapun yang melihatnya akan ngiler dan yang pasti menjadi masyarakat konsumeris, hedonis, miskin cipta.

Dari itu bapak, tolong imbangi percepetan pembangunan wisata dan pusat perbelanjaan dengan sarana pendidikan dan penunjang pendidikan. Jadi, kalau bapak membangun perpustakaan yang megah jangan cuma satu, tapi sebarlah kalau perlu jejerkan pada setiap tempat wisata dan pusat belanja, biar para generesai gak cuma piknik, ngemol tapi juga giat belajar dan berprestasi membangun negri.